POLITISASI AGAMA, ROBEK KEBHINNEKAAN
![]() |
Garuda Pancasila |
Mari kita dengungkan bersama, sebelum membaca tulisan sederhana ini
PADAMU NEGRI KAMI BERJANJI
PADAMU NEGRI KAMI BERBHAKTI
PADAMU NEGRI KAMI MENGABDI
BAGIMU NEGRI JIWA RAGA KAMI
2018 adalah tahun politik dimana semua kegiatan para politikus selalu disisipkan dengan ajakan memilih orang/paket tertentu. Hal ini memang lumrah terjadi di negri demokrasi seperti Indonesia. Karena akan ada laga bergengsi dan menguras isi dompet di tahun 2019. Ada yang mau mempertahankan kekuasaan tapi ada juga yang ingin membalas sakit hatinya. Apakah tahun 2019 akan terjadi partai balas dendam atau sebaliknya, dendam itu akan terbawa sampai mati? Kita tunggu saja opera yang melibatkan banyak peran itu di panggung CAPRES tahun depan.
Sebuah pertanyan dalam pikiran publik, Siapa yang akan menjadi Presiden Indonesia periode 2019-2024? tentu saja masih menyuguhkan teka-teki. Banyak hasil survey dari lembaga survey nasional baik yang kredibel maupun yang tidak, menghiasi media massa online dan elektronik. Pembaca atau pemirsa disodorkan hasil survey yang membuat geram pihak lain, tak pelak pernyataan seperti Indonesia ini akan bubar pada tahun 2030 dan isu kebangkitan PKI marak dilontarkan agar menimbulkan kecemasan atau ketakutan pada masyarakat pemilih. Sebenarnya sang calon murka atas hasil survey dan semakin tertekan dalam "unlucky" sedang ambisi kian memuncak. Masyarakat kian cerdas menentukan pilihan berdasarkan hasil kerja nyata, sedangkan selama ini baik sang calon dan kroni-kroninya hanya mampu membully program pihak lain tanpa memikirkan program atau konsep yang ditawarkan ke ruang publik sebagai edukasi politik, mereka terbuai dan lupa, waktu tak lagi bersahabat. Masyarakat cerdas tentu sudah memahat satu nama dalam benak meraka.
Akankah agama dibawa keranah politik?
Sang pecundang dan barisan sakit hatinya, menyadari betul bahwa Indonesia adalah sebuah Negara besar dihuni sekian ratus juta penduduk dari latar belakang yang berbeda baik Suku, Agama, Ras dan Antar golongan yang selama ini dikemas dalam BHINNEKA TUGAL IKA, berbeda-beda tetapi tetap satu. Namun harus kita sadari, belakangan ini kebhinnekaan bangsa ini pelan-pelan mulai terkikis sehingga ada dikotomi mayoritas dan minoritas. Mereka sangat memahami Indonesia bukan negara agama dan juga bukan negara sekuler,sedangkan masyarakatnya terkenal religius jika dibandingkan dengan negara-negara di dunia, masyarakat Indonesia menempati urutan ke-4 setelah Nigeria, Srilanka, dan Malawi. Inilah sebuah celah bagi mereka untuk bermain merusak tatanan kebinnekaan yang selama ini terjaga dengan baik.
Demi memenuhi libido politik agar bisa mencapai orgasme, apapun caranya akan ditempuh, akhirnya "menegarakan agama" dengan program-program dan konsep-konsep hidup bahagia disurga. Mari kita berpikir realistis, surga milik Tuhan tak satupun manusia mengklaim surga itu miliknya atau kelompok tertentu. Surga milik semua orang yang benar-benar mengamalkan kebaikan selama hidupnya. Sebuah pertanyaan geli yang ada dibenak saya selama ini, apakah semua orang ingin masuk surga? Jawaban pasti "ya",terus dilanjutkan maukah kita semua mati sekarang? pasti jawaban "Tidak". Nah mengapa jawaban TIDAK? karena sang pecundang takut karena hasrat berkuasa belum tercapai, bagaimana mau mati sekarang.
Hal ini memberikan pesan ada visi tertentu di balik politisasi agama,yang memotivasi mereka untuk menyerang pemerintah berkuasa dan simbol-simbol negara. Merekalah terorisme sesungguhnya yang kelak bukan mengabdi kepada masyarakat tapi akan mengadaikan bangsa ini.
Karena kita tau, tujuan akhir beragama bukan sebatas pengetahuan bahwa Tuhan ada dan hanya satu, tapi jauh lebih dalam,mengamalkan kasih seperti yang ada dalam kitab suci agama masing-masing.
Untuk itu diharapkan kepada pemilih cerdas, jangan biarkan politikus-politikus jahat, berkuasa di negri ini. Mereka tidak mempunyai konsep membangun dan mensejahterakan masyarakat. Tenggelamkan mereka bersama hasratnya,agar tercipta kesetiakawanan sosial antar umat beragama. Kita adalah Indonesia, Kita adalah Bhinneka Tuggal Ika.
#berbagai sumber
#untukmu restructure aku berkarya
Komentar
Posting Komentar